Wednesday, December 26, 2007

What next

Baca tulisan Samuel Mulia di Kompas minggu kemaren tentang Potret Diri sungguh bagus. Sudah lama saya ga dapetin tulisan yang bagus dari Dia, ga tau blakangan tulisannya banyak yang aneh jadi saya ga begitu 'klik' membacanya. Bagaimanapun, saya sedikit banyak terinspirasi oleh cara penulisan dia, sehingga tulisannya tiap minggu selalu saya tunggu-tunggu, seperti menunggu tulisannya Harry Rusli di kompas minggu ketika beliau masih hidup.

Ooo iya, tulisan potret diri Samuel Mulia tersebut bercerita tentang jalan hidupnya yang tergambar dari kumpulan foto dirinya mulai dari masa muda yang tanpan, energik, dan gilaa... serta foto terakhir yang telah mulai beruban, berkaca mata plus dan tidak lagi seenergik dulu. Ide yang bagus sebagai tulisan penutup taun, untuk melihat ke belakang.

Bagi Samuel Mulia yang telah berkepala empat, usia telah membuat dia lebih bijak, usia telah membawa dia yang seperti katanya lebih religius. Samuel yang dulu berpose dengan G-string ketika muda, kini menjadi samuel yang ngomongin puasa ketika ramadhan kemaren, meski bukan muslim, tapi dijalani sebagai untuk mendapatkan nilai spiritual. Sebagian orang memang menjalani siklus hidup seperti Samuel kali yaa, ada saatnya mereka sangat enjoy dengan hidupnya, seperti akan hidup selamanya, masa-masa liar, dan suatu saat terbangun, menyadari hidup yang tidak akan lama lagi, sehingga berangsur akan berubah, lebih menatap ke depan yang jauh diluar dunianya, sehingga membuat dia lebih wish. Bersyukurlah, karena diberi kesempatan untuk pemberbaiki diri, bagaimana jika tidak?

Walah, omongan kok jadi kayak aki-aki lagi yaaa.. hihihi. Tapi ga apa-apa, berhubung akhir taun saatnya buat review dan susun rencana. Tulisan ini juga tercetus kebetulan tadi ketika shalat. Shalat itu sepertinya bikin banyak inspirasi yaaa, buktinya rangkaian kata-kata ini terjalin justru ketika mau menyelesaikan shalat sunnah abis magrib tadi.. btw, begitu tuh orang yang belum lama ini berkoar tentang shalat khusyuk, apa itu contoh shalat orang yang khusyuk hehehe..

Ooo yaa, tadinya saya mau nulis flash back, tapi flash back menganggap diri seolah-olah telah berusia 44 tahun, dimana diusia tersebut sayanya telah sukses sebagai penulis, punya kolom sendiri di koran ibukota, dan coba melihat potret diri kebelakang tepat ke hari ini... eee pas dirumah, keingatan, kok bisa sama yaa sama tulisan samuel mulia diatas, kalau saya cuma dalam hayalan udah berusia 44, samuel mulia ternyata nulis yang sama di Kompas, tapi dalam kehidupan yang real.

Oke, lupakan yang diatas, sekarang pertanyaannya what next, what next year, what next decade of your life, itu yang ada dalam pikiran saya ketika sujud dalam shalat tadi. Terus terang semuanya ga bisa saya jawab, dari dahulu hidup ini ga pernah bisa dipetakan, dan itu mungkin udah jalannya. Beda dengan banyak orang yang bisa memetakan hidupnya, kedepannya gimana dan dengan itu mereka menyusun langkah-langkah, dan mencoba mewujudkannya. Sementara saya dari dulu merasa hidup berdasarkan opportunity, kesempatan yang biasanya lewat sepintas, saya raih dan kemudian mengubah hidup. Ga ada dalam kamus hidup, saya bisa kuliah di bandung, ga pernah terlintas bisa bekerja seperti sekarang, walau ga sesukses orang-orang kalau 'melihat keatas', tapi bagi saya sudah cukup untuk saat ini, telah cukup untuk membuat saya sangat bersyukur, apalagi jika 'melihat ke samping dan ke bawah', semua yang telah saya peroleh tersebut telah membuat saya menjadi seorang ahli syukur. Dan mungkin dengan jalan itu wujud kasih Yang Diatas kepada saya agar saya menjadi orang yang bisa mensyukuri nikmat, dengan jalan yang penuh kejutan, dan itu satu-satunya yang bisa saya harapkan ditaun-taun mendatang, opportunity dan kejutan-kejutan dalam hidup yang akan membuat saya semakin lebih banyak bersyukur.. semoga..!! do'a-in yaaa, ntar saya balas do'a-in situ juga ^^

Cheer...
Taun baru masih lama yaaa hihihihi...

No comments: