Tuesday, June 24, 2003

Kehidupan yang melambat

Bagi mereka yang pernah membaca Buku Mimpi-Mimpi Einstein mungkin pernah menemukan artikel tentang suatu kehidupan yang melambat. Begitu yang dirasakan ketika memasuki bukittinggi cuti tengah tahun kemarin. Mendarat di padang, kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jasa travel dari Padang, sebuah sebutan angkutan tak resmi yang menghubungkan antar kota di sumbar. Setelah 2 jam perjalan, kita mulai memasuki kota bukittinggi ditandai dengan lalu lintas dimana para pengendara berjalan pelan, sekitar 20-30 km per jam padahal dalam kondisi jalan yang sepi, tanpa macet, suatu nuansa yang benar-benar terasa sangat berbeda dengan jakarta. Para pengendara sepertinya menikmati kesejukan udara Bukittinggi walaupun waktu itu hawa cukup panas.

Memulai libur di bukittinggi, seperti biasa, adalah ajang wisata kuliner, cari penganan unik, dan pasti enak serta murah. Bukittinggi adalah kotanya para pejalan kaki, karena kota yang kecil, dapat ditempuh dengan jalan kaki. Kalau anda males, bisa dengan naik mersi atau ikabe, angkotnya orang bukittinggi. Jangan heran perjalanan yang hanya memakan waktu 12-20 menit dengan angkot tersebut anda akan disuguhi hiburan house musiknya minang... untuk semua itu anda cukup membayar 800 rupiah, atau 1500 jika anda berdua pasangan.. tarif flat tidak bergantung jarak.

Landskap kota, jam gadang, sekarang semakin kondusif untuk mereka yang ingin menghabiskan hari-harinya sambil menikmati pemandangan kota dan dengan latar gunung merapi dengan duduk-duduk di tempat yang telah tersedia didepan jam gadang. Kapan-kapan main ke Bukittinggi, gw temenin, bayarin ongkos pesawat PP, penginapan dan breakfast gratis di rumah gw. Enjoy ^_^

Friday, May 09, 2003

awal yang baik untuk memulai sebuah online diary. thanks to Roby. 5 day before resign dari biznet, moga2 ditempat yang baru akses internetnya bisa kayak biznet, jadi masih bisa berbicara banyak to my diary.