Monday, December 10, 2007

Khusyuk

Sebenarnya lagi banyak ide yang ingin ditulis, mulai dari yang serius masalah rencana pemerintah mengalihkan sebagian SPBU untuk tidak lagi melayani premium biasa (premium oktan 88) atau tulisan yang agak serius tentang banyak teman yang lagi pada sedih. Tapi itu ntar aja, berhubung sekarang udah hampir setengah dua malem, barusan habis nyetrika.. kasian banget yaaa jam satu masih nyetrika baju sendiri. Tapi ga papa, namanya juga mandiri.. hik..hik..plis bantuin ^^

Ooo yaaa tulisan singkat kali ini saya akan coba ngasih sedikit tips tentang shalat khusyuk. Ide ini muncul ketika tadi shalat Isya, saya udah lama ga shalat khusyuk, ga tau kepala terlalu banyak isinya sehingga tetap kebawa ketika shalat.

Beragam cara orang melakakun shalat agar didapat apa yang namanya shalat khusyuk, sementara masih banyak orang mungkin termasuk saya masih bingung, yang dimaksud shalat khusyuk itu sendiri apa, trus gimana agar bisa khusyuk dalam shalat. Kalau saya pribadi menyimpulkan arti shalat khusyuk itu adalah menempatkan shalat sebagai moment antara kita dengan yang Diatas, moment dimana kita memujiNya, berbicara dan mengadukan segalanya kepadanya.

Trus, gimana agar bisa khusyuk dalam shalat. Ada orang yang bilang, agar bisa khusyuk kita harus bisa mengerti makna semua bacaan. Yang ini ga salah juga, tapi ada satu kelemahan dengan ini, dan nanti akan saya ulas setelah saya mengutarakan tips mudah untuk khusyuk. Naah tentang bagaimana shalat yang khusyuk itu sendiri, bagi saya pribadi ada 2 tahap yang saling berkiatan yaitu;

1. Proses sebelum shalat
Ini semacam pra kondisi sebelum kita shalat. Saya terinspirasi dengan ucapan ustadz Nazaruddin Umar, seorang pakar tasawuf dalam sebuah wawancara di acara ramadhan di MetroTV pada ramadhan yang lalu. Sang Ustadz bilang bahwa khusyuk itu sendiri sebenarnya merupakan proses, tidak hanya terpusat pada saat shalat itu sendiri. Beliau menggambarkan, bagaimana sebelum shalat itu ada azan, shalat sunat, qamat dan baru shalat itu sendiri. Apa makna dari proses itu sendiri adalah pengkondisian bahwa sebelum bisa benar-benar bisa berbicara dengan Tuhan melalui shalat, kita sebaiknya memulai dengan proses tersebut sehingga dengan azan, shalat sunnat dan qamat, kita bisa sejenak melupakan hal duniawi sehingga kita akan konsentrasi untuk shalatnya sendiri.

Ribet yaaa, simplenya gini, bayangkan kalau kita abis banyak kerjaan, trus buru-buru wudhu dan langsung shalat, pasti kerjaan yang barusan dikerjain kebawa ke shalat, betuull... (dengan logat Zainuddin MZ). Naah bandingin dengan kita ketika kerja, denger azan, kita wudhu, trus shalat sunat dulu, trus denger qamat, baru shalat, tentu akan sangat beda, karena kita telah melewati beberapa proses, kerjaan yang tadi masih nyantol di otak sedikit banyak lupa pada saat kita shalat.

2. Pada saat shalat
Pada saat shalat itu sendiri, bagi saya sangat simple walau susah dilakuin. Seperti telah diutarakan pada proses pertama, dengan kita melupakan sejenak kegiatan duniawi, sebenarnya kita bisa lebih konsentrasi dengan shalat itu sendiri. Naah kalau saya pribadi, cara supaya khusyuk adalah dengan benar-benar memperhatikan bacaan shalat. Misal kita baca bismillah, yaa konsentrasi pada pelafazan bismillah itu sendiri. Jangan konsentrasi untuk melakukan translate ke bahasa indonesia, misal pas baca bismillah, otak kita bekerja menterjemahkan menjadi 'dengan nama Allah' pasti konsentrasi akan terpecah dua, yang satu melafazkan ayat, yang satu menterjemahkan. Nah disitu menurut saya yang menjadi kelemahan kalau kita memaknai khusyuk itu dengan mengerti arti ayat-per ayat. Pengalaman pribadi sendiri, ketika kita benar-benar konsentrasi kepada pelafazan bacaan-bacaan dalam shalat, ada perasaan tenang dan tubuh berasa lebih segar, serasa ada yang meniupkan hawa dingin yang mengademkan tubuh. Itu pengalaman pribadi aja, masing-masing kita mungkin akan beda. Tapi dari sana saya percaya bahwa sebenarnya bacaan shalat itu sebenarnya punya sesuatu kekuatan sendiri, seperti membaca Al-Qur'an, tanpa mengetahui arti bacaan itu sendiri, dengan membaca kita merasa lebih tenang, padahal kita tidak mengerti apa yang kita baca sebelum kita baca terjemahannya. Disana menurut saya salah satu mukjizat ayat Al-Qur'an, karena itu bacaan berasal dari yang Diatas, sehingga memberi efek yang beda pada diri kita yang membacanya, begitu juga dengan bacaan-bacaan yang ada dalam shalat. Hayuk, siapa yang udah lama ga baca Al-Qur'an, jangan pas puasa aja rajin baca Al-Qur'an ^^

Naah itu dikit tips khusyuk, masing-masing kita mungkin punya pengalaman beda-beda dan cara yang beda-beda. Tapi disini saya cuma coba sharing pengalaman pribadi, siapa tau teman-teman ada yang pengen coba dan berhasil.

Sedikit info aja, di buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq saya sempat baca, Umar ra sendiri pernah berkata bahwa kita tidak bisa benar-benar melupakan hal-hal yang duniawi pada shalat kita shalat, seperti katanya dia kadang menyusun strategi perang pada saat sedang shalat. Naah, seperti kita tau ibadah shalat para sahabat tersebut adalah cara beribadah kedua terbaik setelah Rasulullah saw sendiri. Kalau sahabat sendiri khusyuk dalam shalat masih saja teringat dunia, berarti wajar jika sedikit banyak kita masih suka ingat hal-hal duniawi dalam shalat tapi yang terpenting bagaimana kita bisa mengurangi porsinya sehingga waktu shalat menjadi waktu special antara kita dengan Dia, toh cuma 10 menit dikali 5 kali sehari, cuma 50 menit dari 1440 menit yang kita punya perharinya, seberapa siy, kok masih susah menyisihkannya, wallahu'alam

Daah akh, dah jam 2.20, panjang juga yaaa, padahal tadi rencananya cuma tulisan singkat hehehe..... good sleep boy ^^

No comments: