Sunday, May 06, 2007

Interest

Tadi sore saya dikenalkan dengan seorang Account Manager (AM) baru dari salah satu rekanan perusahaan tempat saya bekerja. Sebagai orang yang baru kenal, biasa kita saling berbagi cerita, dari yang serius soal kerjaan sampai ke hal-hal kecil seperti pengalaman saya ketika perjalanan dinas ke Bangkok. Saya bercerita bahwa bagi saya Bangkok tidaklah semenarik cerita orang-orang atau iklan pariwisata mereka yang ada di tv, tapi ternyata dari AM yang baru saya kenal tersebut, Bangkok merupakan kota yang menarik. Banyak hal-hal yang menarik bagi dia seperti jual beli di perahu, pasar tradisional dan makanan yang enak-enak. Saya jadi berpikir, apa yang menarik dengan pasar tradisional atau makanan yang enak-enak. Di daerah asal saya di bukittinggi sana kedua hal tersebut dengan gampang ditemui, jadi apa menariknya?

Saya jadi teringat cerita seorang teman, ketika dia ditugaskan dengan teman kantornya ke daerah sumatera utara, ketika melewati suatu area persawahan di sana, temannya teman saya ini minta berhenti dan di foto di dekat padi-padi yang sudah menguning. Katanya selama ini dia belum pernah ketemu sawah, dan pengalaman ketemu padi yang menguning tersebut suatu pengalaman sangat mengesankan bagi dia. Bagi saya dan teman saya (kebetulan teman sama-sama dari Bukittinggi), kita punya komentar yang sama, apa menariknya?

Bagi saya, kota yang menarik itu Singapore, perjalanan ke singapore selalu menyisakan pengalaman yang menarik. Kesibukan dan keteraturan kotanya adalah hal menarik bagi saya. Tapi hal sebaliknya justru saya sering denger dari orang Singapore sendiri, bagi mereka jakarta lebih menarik, kota ini kata mereka lebih dinamis jutru karena tidak terlalu banyak aturan seperti di singapore.

Ngomongin masalah pendamping hidup, saya juga sering berbeda pendapat dengan teman tadi, dari pengalaman dia lebih gampang dapatin teman ce berbeda daerah, sementara kalau yang satu daerah kata dia, dia agak susah nyambung, sehingga buat pendamping dia justru terobsesi buat dapatin orang yang satu daerah, karena menurut dia susah dapatinnya. Hal sebaliknya berlaku bagi saya sehingga kita punya target yang bertolak belakang.

Saya jadi teringat sebuah kisah dalam buku Canda ala Sufi karangan Nashruddin Hoja, dikisahkan seorang bertanya kepada Nashruddin, jika dia disuruh memilih antara kebijakan dengan harta, mana yang Nashruddin mau pilih. Nashruddin menjawab dia akan memilih harta. Orang yang bertanya heran, Nashruddin yang selama ini dia kenal sebagai seorang yang bijak kenapa lebih memilih harta daripada kebijakan. Ketika ditanya alasannya Nashruddin berkata, bahwa dia tidak butuh lagi kebijakan karena dia telah memilikinya, tapi kalau harta dia belum punya.

Hikmah yang ingin disampaikan oleh kisah Nashruddin diatas adalah, sesungguhnya manusia akan lebih cendrung memilih sesuatu yang belum dia miliki, coba menggapai sesuatu yang sulit di raih, mencari suatu yang belum pernah ditemui. Itu semua manusiawi, sesuatu yang menarik bagi sebagian orang belum tentu menarik bagi yang lainnya hanya karena dia telah memiliki, wallahu'alam :)

No comments: