Sunday, September 09, 2007


Limited Edition


Semalam saya menyaksikan pagelaran Trio Musik Jazz yang terdiri dari Indra Lesmana (Piano dan melodika), Gilang Ramadhan (drums) dan Pra Budidharma (bass) dalam rangka festival Schouwburg VI di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Ini kali pertama saya menyaksikan pertunjukkan di gedung kesenian yang katanya paling representatif untuk pagelaran seni khususnya teater. Tadinya saya tidak begitu bersemangat untuk datang menyaksikan pertunjukan ini, karena teman yang rencananya pengen saya ajak untuk menemani mengalami suatu masalah sehingga tidak mungkin diajak untuk ikut (emang kalau diajak dia-nya mau ikut..? :P).

Ketika pertama datang, lihat daftar harga tiket, ternyata melebihi dari perkiraan, dan merupakan harga tiket termahal, dua kali lipat dari harga rata-rata tiket masuk untuk pagelaran dari artis dan pelaku seni lainnya yang mengisi Festival Schouwburg ini yang berlangsung dari tanggal 4-28 september. Justru karena lebih mahal tersebut saya yakin ini bukan pagelaran biasa, untuk itu saya tetap nekat beli tiket untuk menyaksikan.

Ternyata dugaan saya benar, dihibur selama 1 jam oleh 3 orang maestro untuk masing-masing alat musik yang dimainkannya dalam lantunan irama jazz dengan nuansa etnis Indonesia, harga tiket masuk sungguh sangat worthed. sungguh sangat mengesankan. 1 jam cuma instrument musik tanpa vocal, tapi meninggalkan kesan yang sangat mendalam.

Ketika lampu ruang pertunjukkan dimatikan dan layar merah panggung GKJ dibuka, dipanggung dengan sorotan lampu mengarah kepada ketiga sosok musisi, terdengar suara halus piano yang dimainkan Indra Lesmana, diiringi suara drum yang dimainkan dengan sangat pelan serta suara bass yang samar-samar terdengar. Alunan musik bernuansa mistis ini berlangsung hampir sekitar 4 menit, seperti membius penonton yang malam itu mungkin berjumlah tidak lebih dari 200 orang (mungkin karena sore nya habis hujan sehingga orang-orang pada gak sempat datang menonton). Lagu pertama yang diberi judul Kayon kemudian diikuti dengan lagu yang bertitle East Coast of Java, seperti judulnya bernuansa Banyuwangian. Kepiawaian Indra Lesmana memainkan alat musik piano terlihat jelas di lagu ini. Permainan piano bernuansa jazz klasik tahun 60 atau 70-an tapi tetap tidak menghilangkan nuansa musik etnis Banyuwangi.

Setelah lagu kedua, Indra Lesmana sempat menyapa penonton dan kemudian melanjutkan dengan lagu berjudul penghareupan yang pasti dari judulnya ketahuan bahwa lagu ini bernuansa Sunda. Disini Indra lesmana memainkan Melodika sebagai pengganti Suling Sunda. Selain keahlian Indra tersebut, yang patut dipuji juga adalah kemampuan Gilang dengan drums nya didukung beberapa perangkat perkusi yang terpasang di kakinya, semua alat musik perkusi yang biasanya dimainkan oleh 4-5 orang di Sunda sana, ternyata dapat dimainkan seorang diri oleh seorang gilang ramadhan dengan menggunakan kedua kaki dan tangannya. Sungguh suatu skill yang luar biasa.

Selanjutnya mengalir lagu Medemato Kamaki Sawosi yang bernuansa Irian, suara Gilang yang melantunkan bait-bait lagu terasa sangat menyentuh seperti lantunan do'a. Selain itu dukungan hentakan drums dan bass yang sangat padu semakin memperjelas nuansa musik etnis Irian yang dominan perkusi.

Pagelaran ini terus berlanjut, dan selalu mendapat aplus panjang setiap kali satu lagu selesai dimainkan menunjukkan bahwa penonton benar-benar terkesan dan appreciate terhadap apa yang telah dihasilkan oleh ketiga musisi tersebut. Pertunjukkan sendiri diakhiri dengan lagu yang diberi title Makepung dimana ketiga personil sepertinya mengeluarkan semua kemampuannya dalam mengexplore dan menghasilkan suatu alunan nada yang benar-benar indah. Lagu dengan berdurasi 8 menit lebih tersebut sangat memikat sebagai penutup suatu pertunjukkan dengan total lagu yang juga delapan. Walau sangat menikmati, disaat pertunjukkan ini terkadang masih terlintas permasalahan yang dihadapi teman yang gagal ikut, dan berharap dia bisa melewatinya.

Kembali ke pegalaran, diakhir pertunjukan Indra Lesmana sekalian pamitan bahwa minggu nya mereka bertiga akan melakukan pertunjukkan yang sama di Berlin Jerman. Dan yang ditunggu bahwa ternyata kedelapan lagu yang dimainkan telah direkam dalam bentuk CD limited Edition yang bisa dibeli diakhir pertunjukkan. Kesempatan untuk mendapatkan CD limited Edition ini tidak saya sia-siakan walaupun untuk itu saya harus menghitung-hitung sisa uang disaku apakah cukup untuk ongkos taksi buat pulang. CD dengan label Kayon - Tree Of Life, sekarang ada di samping saya dan lagu-lagunya menemani saat menuliskan blog ini ^^

Enjoy

No comments: