Monday, August 20, 2007

Bangsa gw..

Hari sabtu kemaren dengan MioBoy saya rencana mau ke jalan Jayakarta, biasa nyari aksesoris bwat hobi, apalagi kalau gak biliar ^^. Tadinya mau lewat kota, tapi karena pengalaman macet di depan Glodok, akhirnya saya putuskan lewat Gunung Sahari. Ketika melewati Gunung Sahari memang terasa udah macet, jalan motor harus pelan, kadang-kadang harus nurunin kaki, cuma modal sandal jadi puaanasnya minta ampun. Abis Gunung Sahari kita belok lewat depannya Mangga Dua. Naah disitu ide blog ini sebenarnya tercetus.

Ceritanya, ketika saya melintasi jalan Mangdu, beberapa kali saya kaget, menghidar dan kadang ngerem mendadak. Penyebabnya adalah karena banyak mobil dari parkiran mall-mall yang ada di sepanjang Mangdu keluar parkir dengan seenaknya. Blom lagi Bajaj yang berhenti mendadak ngambil penumpang, gak sepenuhnya salah si Bajuri supir Bajaj nya siy, karena orang yang nyetopnya juga asal. Blom lagi angkot yang seenaknya berhenti dibawah jembatan yang menghubungkan pasar pagi dan Mangdu Mall. Taksi yang juga seenaknya berhenti ngambil penumpang, lagi-lagi penumpangnya juga seenaknya nyetop taksi. Yang bikin saya makin geram, itu mall ternyata punya banyak petugas pengamanan yang sepertinya tugasnya memang mengatur lalulintas di depan mall, tapi cuma berdiri doang dan sepertinya sudah cuek karena terbiasa liat kondisi seperti ini.

Ketika udah berhasil melewati jalan yang penuh dengan segala bentuk kesembrawutan, saya geleng-geleng, teringat kemarennya abis 17-an. Teringat lagu yang liriknya 'indonesia sejak dulu kala, slalu di puja-puja bangsa'. Saya gak habis pikir, bangsa mana siy yang memuja bangsa ini, ngarang kali yaaa penulisnya cuma buat bangkitin patriotisme. Saya juga mikirin, apa benar bangsa ini bangsa yang berbudaya, bangsa yang penuh adab dan sopan santun. Saya jadi ingat, ooo sepertinya budaya dan adab kita masih seputar simbol-simbol, sementara bangsa laen gak peduli dengan simbol, tapi mereka benar-benar menerapin yang namanya berbudaya. Kita masih sibuk dengan adab tangan kanan lebih baek dari tangan kiri, kalau duduk harus begini, berpakaian harus begitu, kalau ngomong sama orang harus begini dan lainnya. Semuanya sebenarnya bentuk simbol-simbol belaka. Kita gak pernah menerapin makna dari simbol-simbol itu yaitu sopan santun, beretika baik dan mana yang buruk, gak pernah..!

Saya teringat beberapa kota diluar sana yang sempat saya kunjungi, saya terkesan bagaimana mereka menghargai pejalan kaki, ketika itu saya masih jalan di trotoar dan baru mau belok buat nyeberang jalan, tapi mobil yang masih jauh mulai melambatkan kecepatannya dan berhenti, padahal saya belum persis berada di pinggir jalan. Bandingkan dengan kita disini yang kalau nyeberang harus lari pontang-panting kalau gak nyawa taruhannya, blom lagi trotoar yang harusnya buat pejalan kaki justru jadi bypass buat para pengendara motor.

Saya membayangkan kalau mereka yang dijalan Mangdu itu beradab dan berbudaya, harusnya ada halte buat nunggu angkot, taksi dan Bajaj. Gak ada yang namanya salip-salipan ngejar penumpang antar angkutan umum karena mereka menghargai budaya antri. Mobil yang keluar parkir sudah ada aturannya. Orang-orang punya akses yang gampang misal jembatan penyeberangan atau zebra cross menuju halte dan mereka punya rasa malu kalau menghentikan angkutan atau taksi tidak pada tempat seharusnya karena akan mengganggu kenyamanan pengguna jalan yang laen. Kalau udah seperti itu, tentu tidak perlu lagi adanya petugas keamanan mall karena semuanya telah berjalan sebagaimana mestinya.

Yaaah inilah bangsa gw, yang katanya udah berusia 62 tahun, kalau Nabi saw di usia tersebut telah melakukan haji wadaq sebagai haji penghabisan karena akan tutup usia dan selama 62 tahun umurnya telah membarikan banyak sekali teladan untuk umat manusia. Kalau bangsa ini, apa teladan yang kita dapat dalam 62 tahun :(

Mulailah berlaku baik dari diri sendiri, keluarga dan orang sekitar, tetap optimis ^^

No comments: